"Dilan" & "Sabtu Bersama Bapak"
Jujur, saya bukan penikmat buku-buku tebal dengan isi puluhan atau mungkin ratusan kata disetiap halamannya, tanpa ada gambar, ya mungkin ada di beberapa halamannya. Saya lebih menikmati komik atau cerita dongeng atau beberapa buku yang bisa membuat saya penasaran (percaya atau tidak, buku rumus matematika dan TTS lebih membuat saya tertarik haha).
Well, dua novel ini telah menarik perhatian saya. Saya tidak ingat kapan terakhir kali saya membaca novel. Paling buku inspiratif yang ya tiap halamannya membuat saya penasaran. Mungkin postingan kali ini semacem review yah.
"Dilan" by Pidi Baiq
Novel ini menceritakan tentang kisah kasih remaja di tahun 90an. Kisah percintaan siswa siswi SMA yang bisa membuat saya jatuh cinta akan sosok Dilan, bisa senyum senyum ga jelas karena sifat dan sikapnya Dilan. Dilan bukan siswa yang tergolong baik dilingkungan sekolahnya, tapi, "don't judge a book by it's cover". Dari buku ini kita bisa belajar untuk tidak langsung berprasangka buruk terhadap cowok yang ter"lihat" jahat. Pidi Baiq sangat berhasil membuat saya jatuh cinta akan sosok pria ini! Saya bisa membaca novel ini berkali-kali
Awalnya cerita Dilan ditulis kedalam bentuk postingan blog Pidi Baiq, saya tau cerita itu di twitter efek lagi gada kerjaan malem-malem *ps : terimakasih untuk yang ngetweet dan ngere-tweet sampai saya menemukan postingan blog itu, maaf, saya lupa orangnya siapa* Dan ternyata teman saya fansnya Pidi Baiq juga baca postingan itu. Dikasih tau deh mau dibikin buku. Karena ingin memiliki sosok "Dilan" ini seutuhnya, saya pun membeli novelnya. Tepat peluncuran novel ini ke public saya kurang tau, tp saya membeli ini tanggal 14 Mei 2014 *dicatet makanya inget hehe* Pokonya ini recomended! Must read!
"Sabtu Bersama Bapak" by Adhitya Mulya
Novel ini menceritakan kisah seorang bapak yang mendidik anaknya. <<< kalo penjelasan kaya gitu terlalu klise ya? Tapi cara bapak satu ini sangat unik. Dia bisa tetap mendidik anak-anaknya sampai mereka berkeluarga walau beliau sudah meninggal jauh sebelum mereka menginjak jenjang pendidikan. Novel ini mengajari saya banyak hal. Didalamnya ada pelajaran untuk kita, bagaimana menjadi sosok kepala keluarga yang baik, istri yang berbakti kepada suami, anak-anak yang menyayangi orangtuanya, dan bagaimana untuk berfikir lebih kedepan. Novel ini kaya all in one! Ada lucu dan sedihnya. Sekalinya ada part lucu, saya bisa "ngakak", dan sekalinya ada part sedih, saya bisa meneteskan air mata. Dan terkadang saya bisa serius kaya orang lagi baca soal ujian.
Sebenernya udah lama juga "sedikit" kepo sama novel ini, finally beli karena penasaran. Saya beli tanggal 1 April 2015. Ohya, kalo yang lg jauh dari orang tua siap siapin banyak tisu ya! Ini serius. Plus terimakasih kepada Adhitya Mulya, karena udah bikin saya makin sayang orangtua saya :')
Walaupun saya bukan tipikal "book worm" tapi saya tau cara menghargai buku. Menurut saya, setiap buku itu sangat berharga. Saya tidak ingin ada sedikit noda-pun didalam buku saya, bahkan sedikit lipatan *ya apa gunanya pembatas buku kalo dilipet-lipet gitu* Selain itu, ini salah satu cara saya menghargai tulisan dan jerih payah penulis.
Dan saya memiliki pengalaman buruk untuk novel Dilan yang saya miliki. Well karena novel ini bagus banget, banyak teman2 saya yang meminjamnya. Saya ga masalah minjemin novel ini, yang jadi masalah adalah : mereka bisa merawatnya atau tidak? Ini membuat saya cukup stres tiap kali minjemin buku ke temen. Alhasil, novel Dilan saya sekarang tergolong "buluk". Noda, lipatan, bahkan pembatas bukunya hilang! Dan novel itu "menganga" walau hanya terletak dan "tertutup". Saya tidak percaya orang macam apa yang bisa memperlakukan buku saya semacam itu :') Sempet nangis, karena first time buku saya jadi kaya gini. Padahal orang-orang yang meminjam novel ini tergolong "book worm". Ternyata ga semua "book worm" bisa menghargai buku ya.
Sekian review dan curahan hati saya :') Terimakasih telah berkunjung!
Well, dua novel ini telah menarik perhatian saya. Saya tidak ingat kapan terakhir kali saya membaca novel. Paling buku inspiratif yang ya tiap halamannya membuat saya penasaran. Mungkin postingan kali ini semacem review yah.
"Dilan" by Pidi Baiq
Novel ini menceritakan tentang kisah kasih remaja di tahun 90an. Kisah percintaan siswa siswi SMA yang bisa membuat saya jatuh cinta akan sosok Dilan, bisa senyum senyum ga jelas karena sifat dan sikapnya Dilan. Dilan bukan siswa yang tergolong baik dilingkungan sekolahnya, tapi, "don't judge a book by it's cover". Dari buku ini kita bisa belajar untuk tidak langsung berprasangka buruk terhadap cowok yang ter"lihat" jahat. Pidi Baiq sangat berhasil membuat saya jatuh cinta akan sosok pria ini! Saya bisa membaca novel ini berkali-kali
Awalnya cerita Dilan ditulis kedalam bentuk postingan blog Pidi Baiq, saya tau cerita itu di twitter efek lagi gada kerjaan malem-malem *ps : terimakasih untuk yang ngetweet dan ngere-tweet sampai saya menemukan postingan blog itu, maaf, saya lupa orangnya siapa* Dan ternyata teman saya fansnya Pidi Baiq juga baca postingan itu. Dikasih tau deh mau dibikin buku. Karena ingin memiliki sosok "Dilan" ini seutuhnya, saya pun membeli novelnya. Tepat peluncuran novel ini ke public saya kurang tau, tp saya membeli ini tanggal 14 Mei 2014 *dicatet makanya inget hehe* Pokonya ini recomended! Must read!
"Sabtu Bersama Bapak" by Adhitya Mulya
Novel ini menceritakan kisah seorang bapak yang mendidik anaknya. <<< kalo penjelasan kaya gitu terlalu klise ya? Tapi cara bapak satu ini sangat unik. Dia bisa tetap mendidik anak-anaknya sampai mereka berkeluarga walau beliau sudah meninggal jauh sebelum mereka menginjak jenjang pendidikan. Novel ini mengajari saya banyak hal. Didalamnya ada pelajaran untuk kita, bagaimana menjadi sosok kepala keluarga yang baik, istri yang berbakti kepada suami, anak-anak yang menyayangi orangtuanya, dan bagaimana untuk berfikir lebih kedepan. Novel ini kaya all in one! Ada lucu dan sedihnya. Sekalinya ada part lucu, saya bisa "ngakak", dan sekalinya ada part sedih, saya bisa meneteskan air mata. Dan terkadang saya bisa serius kaya orang lagi baca soal ujian.
Sebenernya udah lama juga "sedikit" kepo sama novel ini, finally beli karena penasaran. Saya beli tanggal 1 April 2015. Ohya, kalo yang lg jauh dari orang tua siap siapin banyak tisu ya! Ini serius. Plus terimakasih kepada Adhitya Mulya, karena udah bikin saya makin sayang orangtua saya :')
Walaupun saya bukan tipikal "book worm" tapi saya tau cara menghargai buku. Menurut saya, setiap buku itu sangat berharga. Saya tidak ingin ada sedikit noda-pun didalam buku saya, bahkan sedikit lipatan *ya apa gunanya pembatas buku kalo dilipet-lipet gitu* Selain itu, ini salah satu cara saya menghargai tulisan dan jerih payah penulis.
Dan saya memiliki pengalaman buruk untuk novel Dilan yang saya miliki. Well karena novel ini bagus banget, banyak teman2 saya yang meminjamnya. Saya ga masalah minjemin novel ini, yang jadi masalah adalah : mereka bisa merawatnya atau tidak? Ini membuat saya cukup stres tiap kali minjemin buku ke temen. Alhasil, novel Dilan saya sekarang tergolong "buluk". Noda, lipatan, bahkan pembatas bukunya hilang! Dan novel itu "menganga" walau hanya terletak dan "tertutup". Saya tidak percaya orang macam apa yang bisa memperlakukan buku saya semacam itu :') Sempet nangis, karena first time buku saya jadi kaya gini. Padahal orang-orang yang meminjam novel ini tergolong "book worm". Ternyata ga semua "book worm" bisa menghargai buku ya.
Sekian review dan curahan hati saya :') Terimakasih telah berkunjung!
xoxo Hani
No comments: